Arsip untuk September, 2006

Milad Mas Guruh


Ada..gundah…resah…yang merekah
Aku sakit….
Aku luka….
Ada caci yang terlanjur terucap…
Ada kata yang terlanjur tertulis…
Ada luka yang terlanjur ditoreh….
Sakit….
Ngilu….
Pusing…..
Diammm
Biar diammmm
Yang sanggup redam
Yang sanggup melerai
Segala deru..
Dendam…
Walau mampu untuk meletus…meledak
Kalau rindu berbalas perih….
Biarkan diamm yang mengurai…
Segala sakit…
Segala luka…
Perihh…

Kalau ada bahagia ..
Jangan terlena…
Karena bisa jadi
Itu lubang yang menganga
Yang akan melahapmu
Dalam semu…

Biarkan bahagia menjadi hiburan dunia.
Dengan satu makna…
Untuk pengukuhan dalam pencarian

Jalan dunia
Memang harus ditapaki
Walau kadang sakit, lelahh…

Tapi biarkan saja
Toh memang harus dijalani
Untuk sampai..
Pada satu titian…
Yang abadi..

Ruku’ Sujudlah bersama semesta raya…
Untuk pulang …
Untuk damai…
Untuk menegaskan bahwa …
Kitalah yang titik debu pada semestaNya…

Surabaya, 12 Juli 2006
Semoga tertangkupnya tanganku dan jari-jari mungil malaikat2mu dalam untaian do’a di subuh tadi, lebih indah dari sejuta kado di hari jadimu..
Apapun dan siapapun engkau, aku sangat mencintaimu, karena engkau lelaki pilihanNya.
Engkaulah separuh nafas yang menyemangati hari-hariku untuk menapaki jalan cintaNya..
Semoga Allah swt memanjangkan usiamu dalam kebarakahan dan keridhoanNya..

5 tahun Pernikahan


Medio, 12 maret 2006
Rasanya baru kemaren para malaikat menyaksikan kami mengucap Mitsaqon ghalizho
Rasanya baru kemaren perjanjian dengan tuhanku ku ikrarkan,
Rasanya baru kemaren, separuh dien ku itu kutunaikan
Rasanya baru kemaren………………
Lanjut Baca »

Sepakbola dan bonekmania


Walaupun saya seorang kaum hawa boleh dong menikmati sebuah permainan bernama sepakbola.Yap… Saya memang pecinta olahraga yang satu ini. Kecintaan saya pada bola bukan karena sebuah fanatisme. Saya suka ya suka. Suka dengan permainan menggiring bola yang cantik. Demi memasukkan bola ke gawang lawan mereka harus membuat sebuah strategi yang cerdik, mengoper bola, menggiring bola, ngelesin lawan, ngotot berlari, dan dengan satu tendangan yang kuat ….ceploslah bola ke gawang lawan.

Lanjut Baca »


Tadi malam ada tamu dirumah. Jujur tamu ini sering kami nantikan, karena banyak mutiara  hikmah yang bisa kami petik dari kalimat-kalimat sederhana yang keluar dari mulutnya. Nyentrik kata orang, tapi dia orang sholeh bagi kami. Jiwanya telah tergadai untuk berniaga denganNya. Selain dia yang datang ke rumah tak jarang kami juga bertandang kerumahnya, keluarga yang sederhana, tapi keharmonisannya memancarkan cahayaNya. Dulu dia pernah keluar dari pekerjaannya karena ada satu hal yang prinsip yang tak mungkin dia langgar, akhirnya mengundurkan diri demi sebuah prinsip. Secara manusiawi kami menyayangkan kejadian itu. Bayangkan dia harus menghidupi empat orang anaknya dan seorang istrinya. Namun tahukah jawabannya tentang hal itu?

Lanjut Baca »


Sepenggal Kisah di Suatu Petang (disuatu bulan ditahun 2005)Petang itu, selesai sholat Maghrib, sepulang aku dari kerja, seperti biasa anakku yang masih semata wayang mulai “unjuk gigi” minta dibacain buku, minta dijelasin gambar-gambar mobil kesukaannya, minta disetelin lagu-lagu, disetelin teletubbies, mimik susu, pipis, dll.
Saya sangat mahfum kalau dia jadi “sedikit” over acting ketika ayah bundanya pulang dari kerja. Karena seharian penuh telah ketinggalan haknya untuk menjalin kebersamaan dengannya. Kejadian petang itu menyisakan sesal yang cukup dalam bagiku, karena aku telah melukai perasaannya. Lanjut Baca »

Mengajari Anak Membaca


Iqra’. “Bacalah”
Ayat pertama yang diturunkan oleh Allah melalui AlQur’an, namun seringkali ayat ini terabaikan. Terutama kepada anak-anak kita. Para Orangtua berasumsi bahwa mengajarkan membaca pada anak dimulai nanti kalau mereka sudah sekolah. “ Kasihan, dunia mereka masih dunia bermain”. Kalau mereka dipaksa untuk belajar akan tidak baik hasilnya, begitu alasan yang sering kita dengar. Alasan tersebut tidak salah namun juga tidak benar. Lho? Lanjut Baca »

Dukun Pijat Bayi


Mbah Satriyo, Dukun pijat Bayi.

Profesi ini mulai jarang terdengar, mungkin hanya ada di kota-kota kecil dan pelosok desa. Di kota besar, profesi ini mulai tergantikan dengan klinik-klinik fisioterapi. Lebih profesional, lebih canggih, tapi mungkin ada yang kurang…, ini masih mungkin lho. Kalau dukun pijat bayi memijat dengan kasih sayang, dengan sentuhan cinta, karena profesi ini bisa dikatakan turun temurun sehingga dia bisa akrab dan hidup dalam sebuah simphoni yang utuh dengan bayi-bayi yang dipijatnya. Dia bisa merasakaan getaran dalam tubuh bayi yang membuat tangannya bagai mata yang mampu menghasilkan pijatan cinta. Lanjut Baca »


Shangrila versus Tumpeng 100 Ribu.

Tanggal 8 September 2006 pas ulang tahun Mas Gangga saya dapat tugas bos dikantor untuk menghadiri acara di Hotel Shangri-la Surabaya. Acaranya sendiri baru besok, dan harus menginap. Waduh…lumayan bisa menginap dan makan gratis di hotel bintang lima, Shangri-la lagi! Yang publish ratenya sampai satu juta semalam. Trus asyiknya bisa bawa keluarga dan pas dengan hitungan KK-ku, Suami istri dan 2 anak. Breakfast dan lunch gratis, bisa ke spa, bisa renang, bisa senam BL, ada games, ada doorprize, juga ada cooking class, wuih….
subhanallah …. Enak betul ya? Saya udah bayangin yang enak-enak, itung-itung ngajak Mas Gangga sebagai kadonya (ssttt..soalnya lagi krismon nih) jadi, cari kado yang gratis-gratis gini cocok. Saya bayangin dia renang yang ada jacuzzi-nya dengan ayahnya, duh pasti seneng…
Lanjut Baca »


Siang tadi ia meminjam buku di perpustakaan, dan berarti tugasku malam ini untuk membacakan cerita itu untuknya, dan kayaknya ia sudah tak sabar untuk dibacakan bukunya. Sehingga sejak kedatangan kami, belum sempat mandi, belum sempat sholat Maghrib, ia sudah merengek minta dibacakan cerita bukunya. Dengan sedikit kesal aku menjawab agak ketus ama Mas Gangga. Tentu dengan raut muka yang ditekuk-tekuk, dilipat-lipat, sehingga alis diatas mata ini nyaris bergandeng mesra.. Astaghfirullah…(kalo inget nyesel juga sih?!). Lanjut Baca »


Siang tadi ia meminjam buku di perpustakaan, dan berarti tugasku malam ini untuk membacakan cerita itu untuknya, dan kayaknya ia sudah tak sabar untuk dibacakan bukunya. Sehingga sejak kedatangan kami, belum sempat mandi, belum sempat sholat Maghrib, ia sudah merengek minta dibacakan cerita bukunya. Dengan sedikit kesal aku menjawab agak ketus ama Mas Gangga. Tentu dengan raut muka yang ditekuk-tekuk, dilipat-lipat, sehingga alis diatas mata ini nyaris bergandeng mesra.. Astaghfirullah…(kalo inget nyesel juga sih?!). Mas Gangga tau itu, sehingga ia nyeletuk, “Bunda wajahnya jangan gini-gini po’o?” sambil nunjukin wajah dan dahinya yang berkerut, dan mulut agak monyong. Aku tersenyum, senyum kecut tentu. Mungkin dia nggak puas karena reaksiku hanya tersenyum, terus dia bilang gini, “Bunda gini po’o” dengan menunjukkan wajahnya yang bibirnya telah ditarik 2 cm kiri dan 2 cm kanan. Tarikan simetris dari bibirnya itu menghasilkan senyuman yang sangaaatttt manisss. Karena kalo gak simetris namanya manyun. Coba sendiri deh kalo gak percaya!, Akhirnya dengan jurus pamungkasnya itu membuat aku tertawa lebar…tentu dengan senyum yang …tulus(insyaallah). “Iya, Sayangku, Cintaku, ntar habis mandi dan sholat kita baca bareng-bareng bukunya ya?” Coba dari tadi bilang gitu pasti tak akan menghasilkan protes ala Mas Gangga. Sambil mandi aku jadi berpikir…seandainya setiap kemarahan, kekesalan, kemanyunan, kegondokan and so on dapat diselesaikan dengan senyuman..apalagi dengan senyum tulus yang dipancarkan dari kebeningan hati kita, Subhanallah…indahnya dunia.
So…yuk kita persembahkan senyum terbaik kita untuk orang-orang tercinta di kanan kiri kita, dan semuanya, semoga amalan kecil tak bermodal ini menghasilkan catatan kecil oleh malaikat di pundak kanan kita. Amin…Ujung, 30 Agustus 2006
Terima kasih buat Mas Gangga yang sebentar lagi ultah ke-4, teruslah tersenyum agar dunia senantiasa indah di mata kami.