Syair Sufi Burdah al Bushiri


Entah kenapa beberapa lama ini saya terbawa arus mellow. Pengennya baca puisi dan pengen bikin puisi tapi gak jadi-jadi thok. Karena lagi dehidrasi dengan puisi akhirnya saya menemukan kumpulan puisi-puisi Syair Sufi Burdah al Bushiri di website Sufi. Nggak ada komen untuk puisi-puisi itu, saya hanya ingin menikmatinya dalam heningnya rasaku.

Indah ..itu pasti…yang jelas saya hanya ingin membagi sesuatu yang tiba-tiba penuh sesak tak bersela di hati saya. Dan semoga itu bermanfaat…minimal untuk meneguk rasa dari dahaga jiwa…

Selamat menikmati…

Cinta Sang Kekasih
Apakah karena Mengingat Para kekasih di Dzi Salam.
Kau campurkan air mata di pipimu dengan darah.

Ataukah karena angin berhembus dari arah Kazhimah.
Dan kilat berkilau di lembah Idlam dalam gulita malam.

Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah.
Mengapa bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah.
Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya.
Diantara air mata yang mengucur dan hati yang bergelora.

Jika bukan karena cinta takkan kautangisi puing rumahnya.
Takkan kau bergadang untuk ingat pohon Ban dan ‘Alam.

Dapatkah kau pungkiri cinta, sedang air mata dan derita.
Telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta.

Kesedihanmu timbulkan dua garis tangis dan kurus lemah.
Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.

Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga kuterjaga.
Tak hentinya cinta merindangi kenikmatan dengan derita.

Maafku untukmu wahai para pencaci gelora cintaku.
Seandainya kau bersikap adil takkan kau cela aku.

Kini kau tahu keadaanku, pendusta pun tahu rahasiaku.
Padahal tidakjuga kunjung sembuh penyakitku.

Begitu tulus nasihatmu tapi tak kudengar semuanya.
Karena untuk para pencaci, sang pecinta tuli telinganya.

Aku kira ubanku pun turut mencelaku.
Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.

Peringatan akan Bahaya Hawa Nafsu
Sungguh hawa nafsuku tetap bebal tak tersadarkan.
Sebab tak mau tahu peringatan uban dan kerentaan.

Tidak pula bersiap dengan amal baik untuk menjamu.
Sang uban yang bertamu di kepalaku tanpa malu-malu.

Jika kutahu ku tak menghormati uban yang bertamu.
Kan kusembunyikan dengan semir rahasia ketuaanku itu.
Siapakah yang mengembalikan nafsuku dari kesesatan.
Sebagaimana kuda liar dikendalikan dengan tali kekang.

Jangan kau tundukkan nafsumu dengan maksiat.
Sebab makanan justru perkuat nafsu si rakus pelahap.

Nafsu bagai bayi, bila kau biarkan akan tetap menyusu.
Bila kau sapih ia akan tinggalkan menyusu itu.

Maka kendalikan nafsumu, jangan biarkan ia berkuasa.
Jika kuasa ia akan membunuhmu dan membuatmu cela

Gembalakanlah ia, ia bagai ternak dalam amal budi.
Janganlah kau giring ke ladang yang ia sukai.

Kerap ia goda manusia dengan kelezatan yang mematikan.
Tanpa ia tahu racun justru ada dalam lezatnya makanan.

Kumohon ampunan Allah karena bicara tanpa berbuat.
Kusamakan itu dengan keturunan bagi orang mandul.

Kuperintahkan engkau suatu kebaikan yang tak kulakukan.
Tidak lurus diriku maka tak guna kusuruh kau lurus.

Aku tak berbekal untuk matiku dengan ibadah sunnah.
Tiada aku dan puasa kecuali hanya yang wajib saja.

(bersambung)

Pujian Kepada Nabi SAW

Kutinggalkan sunnah Nabi yang sepanjang malam.
Beribadah hingga kedua kakinya bengkak dan keram.

Nabi yang karena lapar mengikat pusarnya dengan batu.
Dan dengan batu mengganjal Perutnya yang halus itu.
Kendati gunung emas menjulang menawarkan dirinya.
la tolak permintaan itu dengan perasaan bangga.

Butuh harta namun menolak, maka tambah kezuhudannya.
Kendati butuh pada harta tidaklah merusak kesuciannya.

Bagaimana mungkin Nabi butuh pada dunia.
Padahal tanpa dirinya dunia takkan pernah ada.

Muhammadlah pemimpin dunia akherat.
Pemimpin jin dan manusia, bangsa Arab dan non Arab.

Nabilah pengatur kebaikan pencegah mungkar.
Tak satu pun setegas ia dalam berkata ya atau tidak.

Dialah kekasih Allah yang syafa’atnya diharap.
Dari tiap ketakutan dan bahaya yang datang menyergap.

Dia mengajak kepada agama Allah yang lurus.
Mengikutinya berarti berpegang pada tali yang tak terputus.

Dia mengungguli para Nabi dalam budi dan rupa.
Tak sanggup mereka menyamai ilmu dan kemuliaannya.

Para Nabi semua meminta dari dirinya.
Seciduk lautan kemuliaannya dan setitik hujan ilmunya.

Para Rasul sama berdiri di puncak mereka.
Mengharap setitik ilmu atau seonggok hikmahnya.

Dialah Rasul yang sempurna batin dan lahirnya.
Terpilih sebagai kekasih Allah pencipta manusia.
Dalam kebaikanya, tak seorang pun menyaingi.
Inti keindahannya takkan bisa terbagi-bagi.

Jauhkan baginya yang dikatakan Nasrani pada Nabinya.
Tetapkan bagi Muhammad pujian apapun kau suka.

Nisbatkan kepadanya segala kemuliaan sekehendakmu.
Dan pada martabatnya segala keagungan yang kau mau.
Karena keutamaannya sungguh tak terbatas.
Hingga tak satupun mampu mengungkapkan dengan kata.

Jika mukjizatnya menyamai keagungan dirinya.
Niscaya hiduplah tulang belulang dengan disebut namanya.

Tak pernah ia uji kita dengan yang tak diterima akal.
Dari sangat cintanya, hingga tiada kita ragu dan bimbang.

Seluruh mahluk sulit memahami hakikat Nabi.
Dari dekat atau jauh, tak satu pun yang mengerti.

Bagaikan matahari yang tampak kecil dari kejauhan.
Padahal mata tak mampu melihatnya bila berdekatan.

Bagaimana seseorang dapat ketahui hakikat Sang Nabi
Padahal ia sudah puas bertemu dengannya dalam mimpi

Puncak Pengetahuan tentangnya ialah bahwa ia manusia
Dan ia adalah sebaik baik seluruh ciptaan Allah

Segala mukjizat para Rasul mulia sebelumnya
Hanyalah pancaran dari cahayanya kepada mereka

Dia matahari keutamaan dan para Nabi bintangnya
Bintang hanya pantulkan sinar mentari menerangi gulita

Alangkah mulia paras Nabi yang dihiasi pekerti
Yang memiliki keindahan dan bercirikan wajah berseri

Kemegahannya bak bunga, kemuliaannya bak purnama
Kedermawanannya bak lautan, kegairahannya bak sang waktu

la bagaikan dan memang tiada taranya dalam keagungan
Ketika berada di sekitar pembantunya dan di tengah pasukan

Bagai mutiara yang tersimpan dalam kerangnya
Dari kedua sumber, yaitu ucapan dan senyumannya

Tiada keharuman melebihi tanah yang mengubur jasadnya
Beruntung orang yang menghirup dan mencium tanahnya 
 

Kelahiran Sang Nabi SAW

Kelahiran Sang Nabi menunjukkan kesucian dirinya
Alangkah eloknya permulaan dan penghabisannya

Lahir saat bangsa Persia berfirasat dan merasa
Peringatan akan datangnya bencana dan angkara murka
Dimalam gulita singgasana kaisar Persia hancur terbelah
Sebagaimana kesatuan para sahabat kaisar yang terpecah

Karena kesedihan yang sangat, api sesembahan padam
Sungai Eufrat pun tak mengalir dari duka yang dalam

Penduduk negeri sawah bersedih saat kering danaunya
Pengambil air kembali dengan kecewa ketika dahaga

Seakan sejuknya air terdapat dalam jilatan api
Seakan panasnya api terdapat dalam air, karena sedih tak terperi

Para jin berteriak sedang cahaya terang memancar
Kebenaran pun tampak dari makna kitab suci maupun terujar

Mereka buta dan tuli hingga kabar gembira tak didengarkan
Datangnya peringatan pun tak mereka hiraukan

Setelah para dukun memberi tahu mereka
Agama mereka yang sesat takkan bertahan lama

Setelah mereka saksikan kilatan api yang jatuh dilangit
Seiring dengan runtuhnya semua berhala dimuka bumi

Hingga lenyap dan pintu langitNya
Satu demi satu syetan lari tunggang langgang tak berdaya

Mereka berlarian laksana lasykar Raja Abrahah
Atau bak pasukan yang dihujani kerikil oleh tangan Rasul

Batu yang Nabi lempar sesudah bertasbih digenggamannya
Bagaikan terlemparnya Nabi Yunus dan perut ikan paus
 

Mukjizat Sang Nabi SAW

Pohon-pohon mendatangi seruannya dengan ketundukkan
Berjalan dengan batangnya dengan lurus dan sopan

Seakan batangnya torehkan sebuah tulisan
Tulisan yang indah di tengah-tengah jalan
Seperti juga awan gemawan yang mengikuti Nabi
Berjalan melindunginya dari sengatan panas siang hari

Aku bersumpah demi Allah pencipta rembulan
Sungguh hati Nabi bagai bulan dalam keterbelahan

Gua Tsur penuh kebaikan dan kemuliaan. Sebab Nabi
dan Abu Bakar di dalamnya, kaum kafir tak lihat mereka

Nabi dan Abu Bakar Shiddiq aman didalamnya tak cedera
Kaum kafir mengatakan tak seorang pun didalam gua

Mereka mengira merpati takkan berputar diatasnya
Dan laba laba takkan buat sarang jika Nabi didalamnya

Perlindungan Allah tak memerlukan berlapis baju besi
Juga tidak memerlukan benteng yang kokoh dan tinggi

Tiada satu pun menyakiti diriku, lalu kumohon bantuan Nabi
Niscaya kudapat pertolongannya tanpa sedikit pun disakiti

Tidaklah kucari kekayaan dunia akhirat dari kemurahannya
Melainkan kuperoleh sebaikbaik pemberiannya

Janganlah kau pungkiri wahyu yang diraihnya lewat mimpi
Karena hatinya tetap terjaga meski dua matanya tidur terlena

Demikian itu tatkala sampai masa kenabiannya
Karenanya tidaklah diingkari masa mengalami mimpinya

Maha suci Allah, wahyu tidaklah bisa dicari
Dan tidaklah seorang Nabi dalam berita gaibnya dicurigai

Kerap sentuhannya sembuhkan penyakit
Dan lepaskan orang yang berhajat dari temali kegilaan

Doanya menyuburkan tahun kekeringan dan kelaparan
Bagai titik putih di masa-masa hitam kelam

Dengan awan yang curahkan hujan berlimpah
Atau kau kira itu air yang mengalir dari laut atau lembah
 

Kemulian Al-Qur’an dan pujian terhadapnya

Biarkan kusebut beberapa mukjizat yang muncul pada Nabi
Seperti nampaknya api jamuan, malam hari diatas gunung tinggi

Mutiara bertambah indah bila ia tersusun rapi
Jika tak tersusun nilainya tak berkurang sama sekali
Segala pujian itu puncaknya adalah memuji
Sifat dan pekerti mulia yang ada pada Nabi

Ayat ayat Al Qur’an yang diturunkan Allah adalah baharu
Tapi Allah adalah kekal tak kenal waktu

Ayat-ayat yang tak terikat waktu dan kabarkan kita
Tentang hari kiamat, kaum ‘Aad dan negeri Irom

Ayat ayat yang selalu bersama kita dan mengungguli
Mukjizat para Nabi yang muncul tapi tak lestari

Penuh kepastian dan tak sisakan bagi para musuh segala keraguan.
Ayat yang tak sedikit pun menyimpang dari kebenaran

Tak satu ayat pun ditentang kecuali musuh terberatnya
Akan kembali kepadanya dengan salam dan beriman

Keindahan sastranya membuat takluk penentangnya
Bak pencemburu membela kehormatan dari tangan pendosa

Baginya makna-makna yang saling menunjang bak ombak lautan
Yang nilai keindahannya melebihi mutiara berkilauan

Keajaibannya banyak dan tak terhingga
Dan keajaiban itu tak satu pun membuat bosan kita

Teduhlah mata pembacanya, lalu kukatakan padanya
Beruntunglah engkau, berpeganglah selalu pada taliNya

Jika kau baca ia karena takut panas neraka Lazha
Padamlah panas neraka Lazha karena kesejukannya

Bagai telaga Kautsar wajah pendosa jadi putih karenanya
Padahal dengan wajah hitam arang mereka datangi ia

la lurus bagai shirath, adil bagai timbangan
Kitab kitab lain takkan selanggeng ia dalam keadilan

Jangan heran pada pendengkinya yang selalu ingkar
Pura-pura bodoh padahal ia cukup paham dan pintar

Bagai orang sakit mata yang pungkiri sinar mentari
Bagai orang sakit yang lezatnya air ia pungkiri
 


  1. Itu aseli apa terjemahan sih?

  2. aku cuma kopi paste aja kang…dari http://www.sufinews.com, kupikir karena tidak ku komersialkan, dan aku menyebut sumbernya jelas, n aku suka, ya udah tak posting aja…

  3. euh… tiga kali dibaca teh… tiga kali beda2 rasanyah…

  4. boyshadow

    dan gerimispun khusyuk Bertsbih pd sunyi Mengguyur rumput2 yg menari.pohon sembahyang seiring semilir angin bersujud bersama padi2yg merenungi bumi Langit terbelah oleh salak anjing yg bertakbir pd dinding lalu hujan tumpah mengalir dlm gemuruh dzikir siapakah yg berkhalwat sepanjang malam mendaki bukit2 kekekalan? menyambar2suara cengkrik mengusik tahajud batu karang.

  5. amar

    W.O.W
    TAPI KALO BOLEH MINTA LINK-LINK TENTANG BAHSA CINTA PARA KAUM SUFI ISLAM BEOLEH DONG

  6. Sekedar ingin berkenalan. Ditunggu balasannya.
    makasih!

  7. Islam nggak sekedar kebetulan kaleee!
    Baca di kamr saya. di tunggu!

  8. washiel

    Ass. Tanpa sengaja saya hadir di sini. Sekadar info, “Burdah” adalah karya monumental sastrawan Mesir kondang, Imam Muhammad al-Bushiri (1213-1296), dlm rangka memuji Nabi SAW. Al-Bushiri sendiri kelahiran Barbar, sebutan bagi kaum dari Afrika bagian Barat (Sudan/Ethiopia). Qasidah ini (Burdah) sering dibaca oleh sdr2 kita di sini, biasanya dlm acara2 ritual, sbg acara pembuka. Jazakallah

  9. sarifudin

    Bismillahirrahmanirrahiim
    “Seandainya bukan karena enkau hai Muhammad, seandainya bukan karena engkau hai Muhammad tidak Aku ciptakan dunia akhirat dengan segala isinya”

    wallahu a’lam bisoaf…..
    Saudara – saudara salam kenal

  10. mahlia sa'idah

    g ad yang baru y kang? cari yang pendek namun syarat makna

  11. al faqier ila maghfiroti Robbihi

    aduhai …terlihat indah memang pelangi di kejauhan…namun tak mungkin engkau datangi….
    andai syair2 itu indah maknanya seindah lafadznya…
    maka berbedalah ilmu atau jahil…
    (nukilan)—> Kuperintahkan engkau suatu kebaikan yang tak kulakukan.
    Tidak lurus diriku maka tak guna kusuruh kau lurus.

    Aku tak berbekal untuk matiku dengan ibadah sunnah.
    Tiada aku dan puasa kecuali hanya yang wajib saja.

    (bantahan)—> jika engkau mencintai seseorang tentu tak akan kau tinggalkan perintahnya…bagaimana cintamu terbukti jika hanya bisa berkata namun tak banyak berbuat… andai ribuan syair serupa atau yg lebih dahsyat engkau tulis dengan emas… kau tak akan bisa memberikan cinta itu walau satu titik dari lafadzmu… sunnahnya harus kita cintai sebagaimana cinta kepada wujud dan sifatnya… banyak orang yahudi pun memujinya dengan al amin dan keindahan julukan lainnya… namun syair2 pujian itu tak membuat Alloh dan RosulNya ridho… karena hanya kebohongan dari seorang syeikh yg bermimpi bersua namun ia berjalan menjauhinya… banyak orang merasa menuju ke mekkah…namun tanpa sadar jalan yg ia tempuh menuju ar ruum…

    (nukilan)—> Dapatkah kau pungkiri cinta, sedang air mata dan derita.
    Telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta.

    Kesedihanmu timbulkan dua garis tangis dan kurus lemah.
    Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.

    Memang terlintas dirinya dalam mimpi hingga kuterjaga.
    Tak hentinya cinta merindangi kenikmatan dengan derita.

    Maafku untukmu wahai para pencaci gelora cintaku.
    Seandainya kau bersikap adil takkan kau cela aku.

    (bantahan)—> tidak ada kegelisahan lagi ketika ia mencintai Alloh dan RosulNya… karena dengan berdzikir padaNya hati merasa tenang… dan ini adalah janji Alloh bagi orang2 beriman…tidak ada lagi gelisah atau duka walau hati merindu…tapi harap akan janji Alloh telah yakin karena ia tidak seperti kekasih nisbi yg membirukan matamu karena air mata yg tercurah saat kau rindu, mengingkari janjinya ketika kau harap, dan menyakiti hatimu ketika kau meminta… dia bukan seperti permisalan2 yg murah seperti koran… tapi dia adalah Al qur’an yg berjalan… kekasih kita Muhammad memerintahkan agar kita mencintaiNya melebihi diri, keluarga, ayah ibu, istri dan anak2 kita… tapi tak boleh ghuluw didalam mencintainya sampai melebihi cinta kita pada Al kholiq…. dan sesungguhnya pencipta Muhammad kekasih kita berfirman… bahwa dunia ini di jadikan untuk manusia sebagai daarul ‘ibadah kepada Nya… dan bukan karena Muhammad saja… karena islam bukan untuk beliau saja… tapi beliau adalah utusan yg tunduk pada perintah Alloh…cintailah dirinya dengan benar dan jangan kau bermaksiat dalam ibadah… karena itu adalah kesyirikan yg nyata…

    (nukilan)—>Kini kau tahu keadaanku, pendusta pun tahu rahasiaku.
    Padahal tidakjuga kunjung sembuh penyakitku.

    Begitu tulus nasihatmu tapi tak kudengar semuanya.
    Karena untuk para pencaci, sang pecinta tuli telinganya.

    Aku kira ubanku pun turut mencelaku.
    Padahal ubanku pastilah tulus memperingatkanku.

    (bantahan)—> apakah nasehat kekasihmu yg kau puji pun akan engkau nafikan??? berdirilah diatas hujjah dan manhajnya wahai pecinta keliru…perasaan cinta harus juga disertai ketaatan…bagaimana mungkin cinta dan penolakan ada pada satu hati…selain ada pada orang2 yg tertipu oleh pelangi cinta dari syetan yg tertutup kabut ibadah…jangan engkau mengatakan cinta jika kau tolak perintah dan nasehatnya… karena itu akan membuat orang yg kau cintai membencimu dan sia2lah cinta dan kerinduanmu…
    karena banyak orang yg mengaku kekasih laila… namun laila tak pernah mengenalnya

  12. arman

    Inti pengembalian diri yg tahkik dan ikhlas tak kutemukan dari syair tsb.
    Sementara daku merindukannya laksana rumput layu yg menantikan hujan ditengah kemarau panjang.
    Sungguh penantianku tiada pernah berakhir sebelum hilang semua pengakuan diri majazi ini.

  13. antoni saputra

    semoga berkah para guru mursyid berkah ahli silsilah TARIQAT NAQSABANDIYAH dan berkah rasullullah berimbas kpd kita semua.

  14. MY Rosyadi

    Jalan itu menanjak terjal, mendaki, penuh cadas, kaki telanjang, hewan buas, derita, darah, nanah. Ooohh, berujung pada selembar tirai…

    Tak akan tersibak tirai itu selama kita menggengam roti…bagaimana mungkin kita mendaki sembari menggenggam roti

    Bilakah melepas roti dalam genggaman?
    Bilakah hamba melepas roti yang membutakan?
    (22 Jan 2011. MY Royadi)

  15. ibnu ahmad

    boleh tak saya dapatkan burdah salem al-bushry ini dalam bahasa arab?atau d manakah saya blh dptknnya?trima kasih

  16. ijin copi dan sebarin link saudara ya….salam

  17. zuhdi

    Allohumma sholli ‘ala muhammad…blog yang sangat bagus…




Tinggalkan Balasan ke washiel Batalkan balasan