Hidup bukan melulu tentang balapan ala Rosi
Sesekali berjalan mundur, berhenti relax for a while, gapapa, manusiawi
Namun tatkala kehidupan memberikan pilihan utk terus maju, maka teguhlah terus untuk tetap di lintasan…
Selamat menempuh ujian ya Nak, ini bukan ttg angka2 hasil, tapi lebih ttg nilai-nilai kehidupan, smg spt doa bunda, ilmumu itu ilmu yg bermanfaat…
Selamat mengemban tugas dan amanah baru mas Guruh, akan selalu ada semesta doa yg diudarai Cinta untuk panjenengan…
Buat bunda, tetaplah teguh, kuat dan sabar, spt nasehat pernh dilontarkan wanita harus lebih kuat 3x dari pria, krn yg engkau urus ada tiga hal utama dlm dirimu, suami, anak2, dan dirimu sendiri….
Selamat berbahagia, wahai jiwa yg merdeka….
Ada hal-hal yg diluar kuasa diri kita
Ttg pemahaman2 yg seharusnya tak perlu utk diumbar, krn jika itu menjadi konsumsi publik maka bersiaplah utk menerima konsekwensi ujian atas apa yg telah dikaruniakan itu..
Tetaplah rendah hati krn ujian penyintas, bkn dr luar tp justru dr dlm dirimu
sebuah pilihan, jika semuanya diawali dengan ‘kesadaran’ untuk memilih
maka semuanya akan berubah menjadi kenikmatan, sepahit apapun hasilnya.
karena hasil yang baik atau buruk dari sebuah pilihan dengan kesadaran penuh akan bernilai sama dimataNya.
maka sesungguhnya tak ada lagi jiwa yang terpenjara..semua bebas merdeka bagi yang menyadarinya…
hepi jum’at mubarak…
Musuh cinta itu, bukan pengkhianatan tapi perasaan diabaikan…
Karena mmg kita tak bisa memaksakan hati untuk mencintai
****
maturnuwun Ustdh, anak2 Gangga dan Gautama tumbuh dg indah jg atas pahatan cinta panjenengan, sugeng tindak, insyaallah khusnul khotimah…
***
BERITA DUKA
Innalilahi wa inna ilaihi rojiun…
Telah meninggal dunia Ustazdah Tutik (mantan Kasek TK Yaa Bunayya) di RS Haji pk. 07.50 WIB
InsyaAllah dimakamkan ba’da sholat jumat.
Allahumaghfirlaha warhamha wa’afihi wa’fu’anha…
Semoga almarhumah husnul khotimah… semoga keluarga yg ditinggalkan tabah dan ikhlas.. Aamiin YRA.
rumah duka :
Bhaskara II/10 sby
Tuhan, bahkan untuk yg semu dan sementara ini selalu membuatku beku dan membiru
Selalu begitu…
Duhai sang penggenggam jiwa, tsabbit qalbi ‘ala diinika
ðŸ˜ðŸ˜ðŸ˜
​Saking khusyu’ dan seriyusnya aku ‘menuntut’ Mu untuk kesholehan suami dan anak-anak ku, bhkn aku lupa untuk berdoa agar bisa menjadi istri dan ibu yg sholehah buat mereka…
Saking sibuknya saya menimang kaki yg konon disana bersemayam surga, bhkn saya lupa untuk tak melangkah kemana-mana…
Kucekoki anak2dg doktrin ‘jadilah anak yg sholeh, agar kelak doamu menjadi penolong ibumu’ tapi aku juga lupa untuk membantu jalan menuju kesholehanmu…
Sekuat tenaga kupaksa suamiku. sehebat dan seindah akhlaq Muhammad SAW, tapi tak juga aku beranjak sehangat dan sedewasa ibu Khadijah, ataupun secerdas bunda Aisyah…
Ibukah aku?
Atau
Istrikah aku?
ðŸ˜
Terkadang perjalanan bukan sekedar tentang tujuan..
Tp menikmati dan memaknai perjalanannya seringkali lebih sunyi….
Rindu seringkali juga bukan tentang candu…
Namun pengharapan jauhhh lebih menikmatkan…
Cinta, pada perjalanannya bukan sekedar tentang saling…
Namun menggenapi menjadi Ganjil jauhhh terasa lebih pas…
Melintasi akar liar, menekuri lariklarik takdir dalam dimensi tak terbahasakan …
Menghembuskan napassunyi…
Dalam goronglorong yang senyap…
Menarikan tangis dalam guyurhujan…
Hanyalah sebuah episode…
Tentang bagaimana menggenggamnya…
Tentang bagaimana menafakuri….
Bukankah itu rejeki…
Sebagaimana caci, dibutuhkan untuk mengangkat tropi
begitu pula uji dibutuhkan mengukur nyali ….
Nyali kebeningan hati….
#jelangperjalananhati